About this app
Aplikasi dari Situs Resmi Pemerintah Desa Nania, Kec. Baguala, Kota Ambon
Sejarah Desa
Kampung Nania pada awalnya penuh ditumbuhi dengan pohon sagu dan pohon enau (mayang/sageru), sehingga disitulah banyak dilakukan aktifitas tokok sagu (pukul sagu) Menurut cerita beberapa penutur, kata “Nania” berasal dari dua kata yaitu “NANI”: alat penokok sagu dan “YA”: jawaban/semangat untuk memacu para penokok sagu. Dalam melakukan pekerjaan, para penokok bekerja sambil mengucapkan syair “NANI…YA”,…”NANI..YA”, … “NANI..YA”. Jika dua kata itu diucapkan secara cepat dan tersambung terdengar sebuah kata yaitu NANIYA, dengan demikian daerah tempat aktifitas para penokok sagu saat itu diberi nama NANIYA atau sekarang disebut NANIA.
Nania merupakan sebuah perkampungan yang dulunya berada di wilayah petuanan Passo. Hal ini sulit terbantahkan karena didukung oleh sumber sejarah otentik. Misalnya, Chris van Fraasen, sejarawan Belanda, yang mentranskripsikan “Memorie van Overgave van de Onderafdeling Ambon van Assistent-Resident Van Wijk, Augustus 1937” mencatat kampung negerilama, Nania, Batoegong terletak di Tanah Negeri Passo. Sebelumnya daerah tersebut kosong. Ketika terjadi peperangan antara Leihitu dengan Passo, barulah kampung Nania muncul.
Marga-marga asli atau yang pertama mendiami kampung Nania sekarang menjelaskan bahwa mereka berasal dari negeri Passo. Marga Walaia dan Brainella merupakan marga pertama yang menempati Nania, Namun setelah dusun yang ditempati dua marga ini dijual oleh marga Simauw (Raja di Passo) ke marga Mailuhu, maka dua marga ini berpindah ke Waiheru. Selain itu ada pula marga-marga yang sudah sejak awal tinggal di Nania yaitu : Marga Moseros, Mailuhu, Tahitu, Maitimu, Tanamal. Di kemudian hari datang pula marga-marga lain dan berdiam di Nania. Kampung Nania terletak di pantai Selatan Jazirah Leihitu Pulau Ambon pada Teluk Ambon bagian dalam.
Di petuanan kampung Nania mengalir dua sungai kecil yaitu sungai Wainini disebelah Timur sekaligus merupakan batas kampung Nania dan kampung Negeri Lama, dan sungai Waisalak di sebelah Barat yang sekaligus merupakan batas kampung Nania dengan kampung Waiheru (Hitu). Dua sungai ini mengalir dari pegunungan. Pada pertengahan kampung Nania terdapat sebuah sungai kecil atau kolam air yaitu Air “Waipipi” yang sejak tahun 1999 merupakan batas yang memisahkan perumahan penduduk asli yang beragama Kristen dengan perumahan penduduk pendatang yang beragama Islam.
Letak kampung Nania agak ke pantai, dilintasi oleh jalan raya Ambon-Laha (Jalan Laksdya Leo Wattimena), agak ke pegunungan dari kampung baru sekarang, terdapat bagian kampung yang dikenal dengan nama “Nania Gunung”. Kampung Nania di sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Ambon, di sebelah Utara berbatasan dengan Petuanan negeri (desa) Passo, disebelah Timur berbatasan dengan kampung Negeri Lama dan disebelah Barat berbatasan dengan kampung Waiheru (Hitu). Nania mengalami dua macam musim yaitu musim panas dan musim hujan. Desa Nania, lama – kelamaan menjadi ramai dengan adanya pendatang yang ingin menetap dan tinggal di desa ini. Tak kalah lagi desa nania sudah terkenal di kalangan penduduk atau desa sekitar bahkan terdengar sampai keluar Kota Ambon.
App Permissions
Allows an application to initiate a phone call without going through the Dialer user interface for the user to confirm the call.
Allows an application to send SMS messages.
Allows applications to open network sockets.
Allows applications to access information about networks.
Allows an app to access approximate location.
Allows an app to access precise location.
Allows applications to connect to paired bluetooth devices.
Allows an application to write to external storage.
Allows an application to read from external storage.
Allows using PowerManager WakeLocks to keep processor from sleeping or screen from dimming.
Allows access to the vibrator.
Allows an application to receive the ACTION_BOOT_COMPLETED that is broadcast after the system finishes booting.